Thomas Bernhard & Bahasa Histeria


Membuat pengakuan melalui naratif memang boleh disalahertikan sebagai monolog, terutama sekali pengakuan yang ditarik, atau dikembangkan, oleh penulisnya melalui halaman demi halaman, tanpa pemisahan perenggan, seolah-olah narator cerita itu telah memilih untuk duduk dan menaipkan ceritanya tanpa henti kepada kita, seolah-olah setiap tanda baca - seolah-seolah setiap perenggan - ialah halangan dan aral yang mesti diatasi atau diketepikan terus untuk membolehkan pengakuan narator ini yang tidak sabar, dan begitu histeria, dan hipokondria, untuk mengaku kepada kita isi pengakuannya, untuk kita terima - ini ialah kepercayaan naif mana-mana narator yang sedemikian sifatnya - pengakuan tersebut sebagai kebenaran, dan mempercayai, kalau kita boleh percayai, pengakuan ini bukan sebagai penipuan, bukan sebagai serpihan sentimentaliti, bukan monolog, tetapi pengakuan, yang bukan pengakuan penulisnya, tetapi pengakuan seorang pencerita. Untuk tuntutan sebegitu saya sudi untuk menerima Thomas Bernhard.

Comments

Popular Posts